FOTO-FOTO

Selasa, 03 Juni 2008

REHAT UAS

berhubung sedang menghadapi ujian akhir semester kami mohon maaf jika blog ini jarang di update.setelah UAS kami kembali meng update semua informasi tentang kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.doakan kami sukses ya

Rabu, 14 Mei 2008

KEBAKARAN

Kebakaran adalah suatu kejadian yang ditimbulkan oleh api yang tidak diharapkan dan mengakibatkan kerugian yang berupa korban manusia maupun harta benda (Marjono,1997)
Sebab - sebab terjadinya kebakaran :
1. Kelalaian :
Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran
Kurang disiplin terhadap timbulnya bahaya kebakaran
Tidak dimilikinya prosedur penangan bahan
2. Peristiwa alam
Sinar matahari
Letusan Gunung berapi
Petir
Angin ribut
Gempa bumi
3. Penyalaan sendiri
Gudang bahan kimia (oli,,bensin,thinerr,solar dll)
Timbunan sampah
4. Kesengajan /sabotase
Untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab
Konsep terjadinya api
1. Segitiga api (Fire Triangel )
Api terjadi karena bereaksinya 3 unsur : Bahan bakar,Oksigen dan Sumber Panas dlm jumlah proposional,biasanya api membutuhkan 15-21% untuk menyala dan terbakar
2. Bidang empat (Tetrahedron)
Api terjadi karena bereaksinya bahan bakar, oksigen, dan sumberpanas dengan adanya reaksi berantai
Klasifikasi kebakaran :
Berdasarkan permenaker NO. 4/Men/1980
Kelas A : Bahan bakar padat
Cirinya meninggalkan arang dan abu
Pemadam yang cocok bahan yang basah : air
Prinssip kerjanya air dpt menyerap kalor dan menembus kedalam
Kelas B : Bahan bakar cair dan gas
Cirinya mengandung hirocarbon dan turunan minyak bumi
Pemadam yang cocok : busa
Prinsip kerjanya menutup dan mengapung pada permukaan sehingga memutus rantaimisalnya dry chemicaal, Gas CO2 dan Halon
Kelas C : Kebakaran pada peralatan listrik yang bertegangan tinggi
Pemadam yang cocok adalah bahan jenis kering
Misalnya Dry Chemical, Gas CO2dan Halon
Kelas D : kebakaran dari logam
Cirinya memerlukan suhu yang sangat tinggi
Pemadam yang cocok : tidak seperti kebakaran pada umumnya
Prinsip kerjanya menutup bahan yang terbakar dengan cara menimbun

Kamis, 08 Mei 2008

PERHATIAN BAGI YANG MEROKOK !!!!!

Tahukah anda? oksigen di dalam darah kaum perokok akan dikalahkan CO2, sehingga oksigen yang beredar ke seluruh tubuh berkurang . karenanya organ tubuh dan otak tidak mampu berfungsi dengan baik akibatnya wajah jadi pucat dan loyo.

TAHUKAH ANDA????

Tahukah anda ? bahwa setiap 1 kecelakaan berat di akan disertai 10 kecelakan ringan, 30 kecelakaan harta benda, dan 600 kejadian lainya yang hampir celaka. Jadi saftey first

Rabu, 30 April 2008

Pneumokonioses


Pneumokonioses adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu dalam paru-paru. Namun hal ini tergantung dari jenis debu yang ditimbun maka nama penyakitnya pun berlainan. Berikut ini adalah beberapa jenis dari pneumokonioses yang terkenal antara lain :
Silicosis disebabkan oleh SiO2
Asbestosis disebabkan oleh asbes
Berryliosis disebabkan oleh debu Be
Siderosis disebabkan oleh debu mengandung Fe2O3
Stannosis disebabkan oleh debu bijih timah putih (SnO2)
Byssinosis disebabkan oleh debu kapas
Penyakit ini sebagian besar disebabkan oleh udara yang mengandung debu. Umumnya debu masuk kedalam paru-paru pada saat kita menarik nafas. Hal ini tergantung pada ukuran debu yang terhirup. Semakin kecil ukuran debu yang masuk melalui saluran pernapasan, maka semakin besar pula resiko terjadinya penimbunan debu dalam paru-paru. untykdebu yang berukuran 5-10 mikron akan ditahan oleh jalan pernapasan bagian atas. Sedangkan debu dengan ukuran 3-5 mikron akan ditahan oleh bagian tengah jalan pernapasan. Namun bagian partikel-partikel yang lebih kecil lagi akan ditempatkan langsung kepermukaan alveoli paru-paru. Untuk debu yang berukuran kurang dari 0,1 mikron bermasa terlalu kecil, sehingga tidak dihirup dipermukaan alveoli atau selaput lendir, oleh karena gerakan Brown yang menyebabkan debu tersebut bergerak keluar masuk alveoli.
Ada beberapa mekanisme yang dapat dikemukakan sebagai sebab hinggap dan tertimbunnya debu dalam paru-paru. salah satunya yaitu :
Inertia atau kelembaban dari partikel yang bergerak, yaitu pada waktu udara membelok ketika melalui jalan pernapasan yang tidak lurus. maka partikwl yang bermasa cukup besar akan menumbuk selaput lendir dan menumpuk disana karena terus berjalan lurus.
Sedimentasi : terjadi pada bronchi dan bronchioli. Sebab disini kecepatan udara pernapasan sangat kurang, kira-kira 1 cm/dtk sehingga gaya tarik bumi dapat bekerja terhadap partikel- partikel dan mengendapkannya.
Gerakan brown : terutama untuk partikel- partikel yang berukuran sekitar atau kurang dari 0,1 mikron. Partikel- partikel yang kecil ini oleh gerakan Brown tadi ada kemungkinan membentur permukaan alveoli dan tertimbun disana.
. Defenisi Penyakit Pneumokonioses ?
Pneumokonioses adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu dalam paru-paru. Namun hal ini tergantung dari jenis debu yang ditimbun maka nama penyakitnya pun berlainan.
B. Kategori Penyakit Pneumokonioses ?
Berikut ini adalah beberapa jenis dari pneumokonioses yang terkenal antara lain :
1. Silicosis
Silicosis adalah penyakit yang paling penting dari golongan pneumokonioses. Penyebabnya adalah silica bebas (SiO2) yang terdapat pada debu waktu bernapas dan ditimbun dalam paru-paru.
Penyakit ini biasanya tedapat pada pekerja-pekerja diperusahaan yang menghasilkan batu-batu untuk bangunan, diperusahaan granit, perusahaan keramik, tambang timah putih, tambang besi, tambang batu bara, perusahaan tempat menggurinda besi, pabrik besi dan baja, dalam proses ”sandblasting”, dan lain-lain.
Masa inkubasi penyakit silicosis adalah 2-4 tahun. hal ini sangat tergantung dari banyaknya debu dan kadar silica yang dihirup melalui pernapasan kedalam paru-paru.
Gejala penyakit ini dapat dibedakan pada tingkat ringan, sedang dan berat.
Pada tingkat pertama atau sering disebut silicosis sederhana (ringan) ditandai sesak napas (dyspnoe) ketika bekerja mula-mula ringan kemudian bertambah berat. Selain itu timbul batuk kering tapi tidak berdahak, gejala klinis paru-paru sangat sedikit, pengembangan paru-paru sedikit terganggu atau tidak sama sekali. Pada pekerja lansia didapati hyperresonansi karena emphysema.Pada silicosis tingkat ringan, biasanya gangguan kemampuan bekerja sedikit sekali atau tidak ada.
Pada silicosis sedang, sesak dan batuk menjadi sangat kentara dan tanda-tanda kelainan paru-paru pada pemeriksaan klinis juga menampak. Dada kurang berkembang, pada perkusi kepekaan tersebut hampir diseluruh bagian paru-paru, suara napas tidak jarang bronchial, sedangkan ronchi terutama terdapat basis paru-paru. pada tingkat kedua atau sedang ini, selalu ditemui gangguan kemampuan untuk bekerja.
Pada tingkat ketiga atau silicosis berat terjadi sesak napas mengakibatkan cacat total,, hypertofi jantung kanan, kegagalan jantung kanan.
Diagnosa silicosis tidak berdasarkan foto rontgen saja, melainkan harus lengkap dijalankan cara-cara diagnosa penyakit akibat kerja.
tidak satupun obat khusus untuk penyakit silicosis. pernah dicoba pengobatan dengan debu aluminium yang sengaja dihirup oleh siisakit, tapi ternyata percobaan ini tidak berhasil, kurang sekali manfaatnya. Sampai kini belum jelas mekanisme silica bebas menimbulkan silicosis. Ada 4 teori yang menyatakan tentang mekanisme tersebut antara lain :
Teori mekanis yang menganggap permukaan runcing debu-debu merangsang terjadinya penyakit.
Teori elektromagnetis yang menduga bahwa gelombang-gelombang eloktromagnetislah penyebab fibrosis dalam paru-paru.
Teori silikat yang menjelaskan bahwa SiO2 bereaksi dengan air dari jaringan paru-paru, sehingga terbentuk silikat yang menyebabkan kelainan paru-paru.
Teori imunologis yaitu tubuh menyatakan zat anti yang bereaksi diparu-paru dengan antigen yang berasal dari debu.
Dari keempat teori diatas maka pencegahan penyakit silicosis sangat penting. Cara yang digunakan dengan substitusi yaitu penurunan kadar debu diudara tempat kerja dan perlindungan diri pada pekerja.
Cara preventif lain adalah ventilasi baik lokal maupun umum. ventilasi umum antara lain dengan mengalirkan udara keruang kerja melalui pintu dan jendela, tapi biasanya cara ini mahal harganya. cara ventilasi lokal, yang disebut pompa keluar setempat biasanya biayanya tidak seberapa sedangkan manfaatnya besar untuk melindungi para pekerja. pompa keluar setempat yang dimaksud adalah untuk menghisap debu dari tempat sumber debu yang dihasilkan, dan mengurangi sedapat mungkin debu didaerah kerja.
Disamping usaha-usaha diatas pemeriksaan kesehatan awal sebelum bekerja dan berkala juga sangat penting. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan fisik para pekerja yang akan bekerja.
2. Asbestosis
Asbestosis adalah salah satu jenis pneumokonioses yang disebabkan oleh debu asbes dengan masa latennya 10-20 tahun. Asbes adalah campuran berbagai silikat yang terpenting adalah campuran magnesium silikat. Pekerja yang dapat terpapar penyakit ini adalah pengelola asbes, penenunan, pemintalan asbes dan reparasi tekstil yang terbuat dari asbes. Gejala yang timbul berupa sesak napas, batuk dan banyak mengeluarkan. Tanda-tanda fisis adalah cyanosis (bibir berwarna biru), pelebaran ujung-ujung jari, dan krepitasi halus didasar peparu pada auskultasi.
Diagnosa penyakit asbestosis ditunjukkan dengan gambaran Ro paru-paru yang disebut ”ground glass appearance” atau dengan titik-titik halus dibasis paru-paru, sedangkan batas-batas jantung diafragma tidak jelas.
cara pencegahannya antara lain dengan usaha-usaha me4nurunkan kadar debu diudara. Pada pertambangan asbes, pengeboran harus secara basah. Diperindustrian tekstil dengan menggunakan asbes, harus diadakan ventilasi setempat atau keluar setempat. pada saat mesin karding dibersihkan para pekerja yang tidak bertugas tidak boleh berada ditempat tersebut, sedangkan petugas memakai alat-alat perlindungan diri secukupnya.
Berryliosis
Penyebabnya adalah debu yang mengandung Berrylium berupa logam, oksida, sulfat, chlorida, dan fluorida yang mengakibatkan penyakit bronchitis dan pneumonotis. bronchitis ditandai dengan gejala demamsedikit, batuk kering, dan sesak napas. Sedangkan pneumonitis mulai denagn sedikit demam, batuk, sakit dada, sesak dan banyak dahak. Umumnya yang terpapar penyakit ini adalah para pekerja pembuat aliasi berrylium tembaga, pembuatan tabung radio, pembuatan tabung flourescen pengguna sebagai tenaga atom.
Siderosis
Penyebabnya adalah debu yang mengandung persenyawaan besi (Fe2O3). penyakit ini tidak begitu berbahaya dan tidak progresif. Siderosis terdapat pada pekerja-pekerja yang menghirup debu dari pengolahan bijih besi. Biasanya pada siderosis murni tidak terjadi fibrosis atau emphysema, sehingga tidak ada pula cacat paru-paru.
Stannosis
Pekerja-pekerja yang terlalu banyak menghirup debu bijih timah putih (SnO2). Menderita pneumoconiosis yang tidak begitu berbahaya, yaitu stannosis. Penyakit ini terdapat pada pekerja yang berhubungan dengan pengolahan bijih timah atau industri-industri yang menggunakan timah putih.
Byssinosis
Penyebabnya adalah debu kapas atau sejenisnya yang dikenal dengan ”Monday Morning Syndroma” atau ”Monday Fightnesi” sebagian gejala timbul setelah hari kerja sesudah libur, terasa demam, lemah badan, sesak napas, batuk-batuk, ”Vital capacity” jelas menurun setelah 5-10 tahun bekerja dengan debu. Umumnya tejadi pada pekerja-pekerja industri tekstil dimulai dari awal proses hingga akhir proses.
C. Diagnosis Timbulnya Penyakit Pneumokonioses
Dalam melakukan diagnosis penyakit ini maka riwayat pekerjaan yang menghadapi debu berbahaya dan menyebabkan pneumokonioses juga harus diketahui terlebih dahulu. Misalnya pernah atau sedang bekerja dipertambangan, pabrik keramik dll. Adapun gejala klinis dari penyakit ini berbeda-beda tergantung dari derajat banyaknya debu yang tertimbun dalam paru-paru, maka makin besar bagian paru-paru yang terkena serta makin hebatlah gejala-gejalanya.
Gejala-gejalanya antara lain batuk kering, sesak nafas, kelelahan umum, susut berat badan, banyak dahak dan lain-lain. Gambaran Ro paru-paru menunjukkan kelainan-kelainan dalam paru-paru, baik noduler ataupun lain-lainnya. Pemeriksaan tempat kerja harus menunjukkan adanaya debu ang diduga menjadi sebab penyakit pneumokonioses.
Diagnosis pneumokonioses tidaklah mudah, sebab sesungguhnya tidak seorang pun manusia yang tidak menimbun debu dalam paru-paru. Terlebih lagi kehidupan dikota atau ditempat kerja yang sangat berdebu. Semakin tua umur seseorang berarti makin banyak debu yang tertimbun dalam paruy-paru sebagai hasil dari penghirupan debu melalui udara sehari-hari. Apalagi pneumokonioses tingkat permulaan lebigh sulit dibandingkan diagnosisnya.
D.Terapi dan Pencegahan Timbulnya Penyakit Pneumokonioses
Secara umum terapi khusus untuk penyakit pneumokonioses tidak ada. sedangkan yang berupa obat-obatan biasanya hanya untuk maksud simptomatis.
Satu-satunya tindakan yang dilakukan ialah memindahkan penderita kepekerjaan yang kurang atau tidak mengandung debu-debu berbahaya. Tujuanya adalah untuk mencegah terjadinya penyakit pneumokonioses yang diakibatkan karena penimbunan debu dalam paru-paru.

Jumat, 25 April 2008

PROFIL MAHASISWA MINGGU INI


Nama : Muhammad Aulia Rachman Yusuf


Nama Artis : Yusuf Dion Potter


TTL : Canada, 17 Juli 1987


Alamat : Yogyakarta gitu loh


Aktivitas : Mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas Ahmad Dahlan


Yogyakarta


Dakwah dan konser tunggal


Hobby : Ya nyanyi lah !


Motto : where there was pain now there’s joy……. (artiin sendiri ! )

Rabu, 16 April 2008

TEORI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

Heinrich (1931) mengajukan teori penyebab kecelakaan yang di namakan TEORI DOMINO yakni dia percaya bahwa pada setiap kecelakaan yang menimbulkan cidera, terdapat lima faktor yang secara berurutan yang di gambarkan sebagai lima domino yang berdiri sejajar yaitu : kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan dan kondisi yang tidak aman (hazard), kecelakaan serta cidera.

Bird (1967) memodifikasi teori domino dengan mengemukaan teori manajemen yang berisi lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan yaitu: manajemen, sumber penyebab dasar, gejala kontak dan kerugian. Pada teori ini di masukan unsur manajemen yang pada teori sebelumnya tidak di sebutkan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari teori-teori diatas tentang penyebab kecelakaan kerja adalah penggabungan antara lingkungan kerja sebagai lokasi kerja, pekerja sebagai pelaku dan manajemen sebagai pembuat kebijakan jika setiap unsur di atas memeprhatikan nilai-nilai dalam K3 bukan tidak mungkin anggka kecelakan kerja dapat di tekan .