FOTO-FOTO

Selasa, 03 Juni 2008

REHAT UAS

berhubung sedang menghadapi ujian akhir semester kami mohon maaf jika blog ini jarang di update.setelah UAS kami kembali meng update semua informasi tentang kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja.doakan kami sukses ya

Rabu, 14 Mei 2008

KEBAKARAN

Kebakaran adalah suatu kejadian yang ditimbulkan oleh api yang tidak diharapkan dan mengakibatkan kerugian yang berupa korban manusia maupun harta benda (Marjono,1997)
Sebab - sebab terjadinya kebakaran :
1. Kelalaian :
Kurang pengetahuan tentang pencegahan kebakaran
Kurang disiplin terhadap timbulnya bahaya kebakaran
Tidak dimilikinya prosedur penangan bahan
2. Peristiwa alam
Sinar matahari
Letusan Gunung berapi
Petir
Angin ribut
Gempa bumi
3. Penyalaan sendiri
Gudang bahan kimia (oli,,bensin,thinerr,solar dll)
Timbunan sampah
4. Kesengajan /sabotase
Untuk kepentingan yang tidak bertanggung jawab
Konsep terjadinya api
1. Segitiga api (Fire Triangel )
Api terjadi karena bereaksinya 3 unsur : Bahan bakar,Oksigen dan Sumber Panas dlm jumlah proposional,biasanya api membutuhkan 15-21% untuk menyala dan terbakar
2. Bidang empat (Tetrahedron)
Api terjadi karena bereaksinya bahan bakar, oksigen, dan sumberpanas dengan adanya reaksi berantai
Klasifikasi kebakaran :
Berdasarkan permenaker NO. 4/Men/1980
Kelas A : Bahan bakar padat
Cirinya meninggalkan arang dan abu
Pemadam yang cocok bahan yang basah : air
Prinssip kerjanya air dpt menyerap kalor dan menembus kedalam
Kelas B : Bahan bakar cair dan gas
Cirinya mengandung hirocarbon dan turunan minyak bumi
Pemadam yang cocok : busa
Prinsip kerjanya menutup dan mengapung pada permukaan sehingga memutus rantaimisalnya dry chemicaal, Gas CO2 dan Halon
Kelas C : Kebakaran pada peralatan listrik yang bertegangan tinggi
Pemadam yang cocok adalah bahan jenis kering
Misalnya Dry Chemical, Gas CO2dan Halon
Kelas D : kebakaran dari logam
Cirinya memerlukan suhu yang sangat tinggi
Pemadam yang cocok : tidak seperti kebakaran pada umumnya
Prinsip kerjanya menutup bahan yang terbakar dengan cara menimbun

Kamis, 08 Mei 2008

PERHATIAN BAGI YANG MEROKOK !!!!!

Tahukah anda? oksigen di dalam darah kaum perokok akan dikalahkan CO2, sehingga oksigen yang beredar ke seluruh tubuh berkurang . karenanya organ tubuh dan otak tidak mampu berfungsi dengan baik akibatnya wajah jadi pucat dan loyo.

TAHUKAH ANDA????

Tahukah anda ? bahwa setiap 1 kecelakaan berat di akan disertai 10 kecelakan ringan, 30 kecelakaan harta benda, dan 600 kejadian lainya yang hampir celaka. Jadi saftey first

Rabu, 30 April 2008

Pneumokonioses


Pneumokonioses adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu dalam paru-paru. Namun hal ini tergantung dari jenis debu yang ditimbun maka nama penyakitnya pun berlainan. Berikut ini adalah beberapa jenis dari pneumokonioses yang terkenal antara lain :
Silicosis disebabkan oleh SiO2
Asbestosis disebabkan oleh asbes
Berryliosis disebabkan oleh debu Be
Siderosis disebabkan oleh debu mengandung Fe2O3
Stannosis disebabkan oleh debu bijih timah putih (SnO2)
Byssinosis disebabkan oleh debu kapas
Penyakit ini sebagian besar disebabkan oleh udara yang mengandung debu. Umumnya debu masuk kedalam paru-paru pada saat kita menarik nafas. Hal ini tergantung pada ukuran debu yang terhirup. Semakin kecil ukuran debu yang masuk melalui saluran pernapasan, maka semakin besar pula resiko terjadinya penimbunan debu dalam paru-paru. untykdebu yang berukuran 5-10 mikron akan ditahan oleh jalan pernapasan bagian atas. Sedangkan debu dengan ukuran 3-5 mikron akan ditahan oleh bagian tengah jalan pernapasan. Namun bagian partikel-partikel yang lebih kecil lagi akan ditempatkan langsung kepermukaan alveoli paru-paru. Untuk debu yang berukuran kurang dari 0,1 mikron bermasa terlalu kecil, sehingga tidak dihirup dipermukaan alveoli atau selaput lendir, oleh karena gerakan Brown yang menyebabkan debu tersebut bergerak keluar masuk alveoli.
Ada beberapa mekanisme yang dapat dikemukakan sebagai sebab hinggap dan tertimbunnya debu dalam paru-paru. salah satunya yaitu :
Inertia atau kelembaban dari partikel yang bergerak, yaitu pada waktu udara membelok ketika melalui jalan pernapasan yang tidak lurus. maka partikwl yang bermasa cukup besar akan menumbuk selaput lendir dan menumpuk disana karena terus berjalan lurus.
Sedimentasi : terjadi pada bronchi dan bronchioli. Sebab disini kecepatan udara pernapasan sangat kurang, kira-kira 1 cm/dtk sehingga gaya tarik bumi dapat bekerja terhadap partikel- partikel dan mengendapkannya.
Gerakan brown : terutama untuk partikel- partikel yang berukuran sekitar atau kurang dari 0,1 mikron. Partikel- partikel yang kecil ini oleh gerakan Brown tadi ada kemungkinan membentur permukaan alveoli dan tertimbun disana.
. Defenisi Penyakit Pneumokonioses ?
Pneumokonioses adalah segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu dalam paru-paru. Namun hal ini tergantung dari jenis debu yang ditimbun maka nama penyakitnya pun berlainan.
B. Kategori Penyakit Pneumokonioses ?
Berikut ini adalah beberapa jenis dari pneumokonioses yang terkenal antara lain :
1. Silicosis
Silicosis adalah penyakit yang paling penting dari golongan pneumokonioses. Penyebabnya adalah silica bebas (SiO2) yang terdapat pada debu waktu bernapas dan ditimbun dalam paru-paru.
Penyakit ini biasanya tedapat pada pekerja-pekerja diperusahaan yang menghasilkan batu-batu untuk bangunan, diperusahaan granit, perusahaan keramik, tambang timah putih, tambang besi, tambang batu bara, perusahaan tempat menggurinda besi, pabrik besi dan baja, dalam proses ”sandblasting”, dan lain-lain.
Masa inkubasi penyakit silicosis adalah 2-4 tahun. hal ini sangat tergantung dari banyaknya debu dan kadar silica yang dihirup melalui pernapasan kedalam paru-paru.
Gejala penyakit ini dapat dibedakan pada tingkat ringan, sedang dan berat.
Pada tingkat pertama atau sering disebut silicosis sederhana (ringan) ditandai sesak napas (dyspnoe) ketika bekerja mula-mula ringan kemudian bertambah berat. Selain itu timbul batuk kering tapi tidak berdahak, gejala klinis paru-paru sangat sedikit, pengembangan paru-paru sedikit terganggu atau tidak sama sekali. Pada pekerja lansia didapati hyperresonansi karena emphysema.Pada silicosis tingkat ringan, biasanya gangguan kemampuan bekerja sedikit sekali atau tidak ada.
Pada silicosis sedang, sesak dan batuk menjadi sangat kentara dan tanda-tanda kelainan paru-paru pada pemeriksaan klinis juga menampak. Dada kurang berkembang, pada perkusi kepekaan tersebut hampir diseluruh bagian paru-paru, suara napas tidak jarang bronchial, sedangkan ronchi terutama terdapat basis paru-paru. pada tingkat kedua atau sedang ini, selalu ditemui gangguan kemampuan untuk bekerja.
Pada tingkat ketiga atau silicosis berat terjadi sesak napas mengakibatkan cacat total,, hypertofi jantung kanan, kegagalan jantung kanan.
Diagnosa silicosis tidak berdasarkan foto rontgen saja, melainkan harus lengkap dijalankan cara-cara diagnosa penyakit akibat kerja.
tidak satupun obat khusus untuk penyakit silicosis. pernah dicoba pengobatan dengan debu aluminium yang sengaja dihirup oleh siisakit, tapi ternyata percobaan ini tidak berhasil, kurang sekali manfaatnya. Sampai kini belum jelas mekanisme silica bebas menimbulkan silicosis. Ada 4 teori yang menyatakan tentang mekanisme tersebut antara lain :
Teori mekanis yang menganggap permukaan runcing debu-debu merangsang terjadinya penyakit.
Teori elektromagnetis yang menduga bahwa gelombang-gelombang eloktromagnetislah penyebab fibrosis dalam paru-paru.
Teori silikat yang menjelaskan bahwa SiO2 bereaksi dengan air dari jaringan paru-paru, sehingga terbentuk silikat yang menyebabkan kelainan paru-paru.
Teori imunologis yaitu tubuh menyatakan zat anti yang bereaksi diparu-paru dengan antigen yang berasal dari debu.
Dari keempat teori diatas maka pencegahan penyakit silicosis sangat penting. Cara yang digunakan dengan substitusi yaitu penurunan kadar debu diudara tempat kerja dan perlindungan diri pada pekerja.
Cara preventif lain adalah ventilasi baik lokal maupun umum. ventilasi umum antara lain dengan mengalirkan udara keruang kerja melalui pintu dan jendela, tapi biasanya cara ini mahal harganya. cara ventilasi lokal, yang disebut pompa keluar setempat biasanya biayanya tidak seberapa sedangkan manfaatnya besar untuk melindungi para pekerja. pompa keluar setempat yang dimaksud adalah untuk menghisap debu dari tempat sumber debu yang dihasilkan, dan mengurangi sedapat mungkin debu didaerah kerja.
Disamping usaha-usaha diatas pemeriksaan kesehatan awal sebelum bekerja dan berkala juga sangat penting. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui keadaan fisik para pekerja yang akan bekerja.
2. Asbestosis
Asbestosis adalah salah satu jenis pneumokonioses yang disebabkan oleh debu asbes dengan masa latennya 10-20 tahun. Asbes adalah campuran berbagai silikat yang terpenting adalah campuran magnesium silikat. Pekerja yang dapat terpapar penyakit ini adalah pengelola asbes, penenunan, pemintalan asbes dan reparasi tekstil yang terbuat dari asbes. Gejala yang timbul berupa sesak napas, batuk dan banyak mengeluarkan. Tanda-tanda fisis adalah cyanosis (bibir berwarna biru), pelebaran ujung-ujung jari, dan krepitasi halus didasar peparu pada auskultasi.
Diagnosa penyakit asbestosis ditunjukkan dengan gambaran Ro paru-paru yang disebut ”ground glass appearance” atau dengan titik-titik halus dibasis paru-paru, sedangkan batas-batas jantung diafragma tidak jelas.
cara pencegahannya antara lain dengan usaha-usaha me4nurunkan kadar debu diudara. Pada pertambangan asbes, pengeboran harus secara basah. Diperindustrian tekstil dengan menggunakan asbes, harus diadakan ventilasi setempat atau keluar setempat. pada saat mesin karding dibersihkan para pekerja yang tidak bertugas tidak boleh berada ditempat tersebut, sedangkan petugas memakai alat-alat perlindungan diri secukupnya.
Berryliosis
Penyebabnya adalah debu yang mengandung Berrylium berupa logam, oksida, sulfat, chlorida, dan fluorida yang mengakibatkan penyakit bronchitis dan pneumonotis. bronchitis ditandai dengan gejala demamsedikit, batuk kering, dan sesak napas. Sedangkan pneumonitis mulai denagn sedikit demam, batuk, sakit dada, sesak dan banyak dahak. Umumnya yang terpapar penyakit ini adalah para pekerja pembuat aliasi berrylium tembaga, pembuatan tabung radio, pembuatan tabung flourescen pengguna sebagai tenaga atom.
Siderosis
Penyebabnya adalah debu yang mengandung persenyawaan besi (Fe2O3). penyakit ini tidak begitu berbahaya dan tidak progresif. Siderosis terdapat pada pekerja-pekerja yang menghirup debu dari pengolahan bijih besi. Biasanya pada siderosis murni tidak terjadi fibrosis atau emphysema, sehingga tidak ada pula cacat paru-paru.
Stannosis
Pekerja-pekerja yang terlalu banyak menghirup debu bijih timah putih (SnO2). Menderita pneumoconiosis yang tidak begitu berbahaya, yaitu stannosis. Penyakit ini terdapat pada pekerja yang berhubungan dengan pengolahan bijih timah atau industri-industri yang menggunakan timah putih.
Byssinosis
Penyebabnya adalah debu kapas atau sejenisnya yang dikenal dengan ”Monday Morning Syndroma” atau ”Monday Fightnesi” sebagian gejala timbul setelah hari kerja sesudah libur, terasa demam, lemah badan, sesak napas, batuk-batuk, ”Vital capacity” jelas menurun setelah 5-10 tahun bekerja dengan debu. Umumnya tejadi pada pekerja-pekerja industri tekstil dimulai dari awal proses hingga akhir proses.
C. Diagnosis Timbulnya Penyakit Pneumokonioses
Dalam melakukan diagnosis penyakit ini maka riwayat pekerjaan yang menghadapi debu berbahaya dan menyebabkan pneumokonioses juga harus diketahui terlebih dahulu. Misalnya pernah atau sedang bekerja dipertambangan, pabrik keramik dll. Adapun gejala klinis dari penyakit ini berbeda-beda tergantung dari derajat banyaknya debu yang tertimbun dalam paru-paru, maka makin besar bagian paru-paru yang terkena serta makin hebatlah gejala-gejalanya.
Gejala-gejalanya antara lain batuk kering, sesak nafas, kelelahan umum, susut berat badan, banyak dahak dan lain-lain. Gambaran Ro paru-paru menunjukkan kelainan-kelainan dalam paru-paru, baik noduler ataupun lain-lainnya. Pemeriksaan tempat kerja harus menunjukkan adanaya debu ang diduga menjadi sebab penyakit pneumokonioses.
Diagnosis pneumokonioses tidaklah mudah, sebab sesungguhnya tidak seorang pun manusia yang tidak menimbun debu dalam paru-paru. Terlebih lagi kehidupan dikota atau ditempat kerja yang sangat berdebu. Semakin tua umur seseorang berarti makin banyak debu yang tertimbun dalam paruy-paru sebagai hasil dari penghirupan debu melalui udara sehari-hari. Apalagi pneumokonioses tingkat permulaan lebigh sulit dibandingkan diagnosisnya.
D.Terapi dan Pencegahan Timbulnya Penyakit Pneumokonioses
Secara umum terapi khusus untuk penyakit pneumokonioses tidak ada. sedangkan yang berupa obat-obatan biasanya hanya untuk maksud simptomatis.
Satu-satunya tindakan yang dilakukan ialah memindahkan penderita kepekerjaan yang kurang atau tidak mengandung debu-debu berbahaya. Tujuanya adalah untuk mencegah terjadinya penyakit pneumokonioses yang diakibatkan karena penimbunan debu dalam paru-paru.

Jumat, 25 April 2008

PROFIL MAHASISWA MINGGU INI


Nama : Muhammad Aulia Rachman Yusuf


Nama Artis : Yusuf Dion Potter


TTL : Canada, 17 Juli 1987


Alamat : Yogyakarta gitu loh


Aktivitas : Mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas Ahmad Dahlan


Yogyakarta


Dakwah dan konser tunggal


Hobby : Ya nyanyi lah !


Motto : where there was pain now there’s joy……. (artiin sendiri ! )

Rabu, 16 April 2008

TEORI PENYEBAB KECELAKAAN KERJA

Heinrich (1931) mengajukan teori penyebab kecelakaan yang di namakan TEORI DOMINO yakni dia percaya bahwa pada setiap kecelakaan yang menimbulkan cidera, terdapat lima faktor yang secara berurutan yang di gambarkan sebagai lima domino yang berdiri sejajar yaitu : kebiasaan, kesalahan seseorang, perbuatan dan kondisi yang tidak aman (hazard), kecelakaan serta cidera.

Bird (1967) memodifikasi teori domino dengan mengemukaan teori manajemen yang berisi lima faktor dalam urutan suatu kecelakaan yaitu: manajemen, sumber penyebab dasar, gejala kontak dan kerugian. Pada teori ini di masukan unsur manajemen yang pada teori sebelumnya tidak di sebutkan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari teori-teori diatas tentang penyebab kecelakaan kerja adalah penggabungan antara lingkungan kerja sebagai lokasi kerja, pekerja sebagai pelaku dan manajemen sebagai pembuat kebijakan jika setiap unsur di atas memeprhatikan nilai-nilai dalam K3 bukan tidak mungkin anggka kecelakan kerja dapat di tekan .

TAUKAH ANDA ???????

Taukah anda? bahwa kendaraan bermotor yang sering kita kendarai menyumbang 10.000 sampai 40.000 ppm CO (karbon dioksida) padahal udara dikatakan bersih jika mengandung CO sebesar 0,1 ppm

Senin, 14 April 2008

PROFIL MAHASISWA MINGGU INI


Nama : Kurnia Saktiawan

TTL : Sambelia, 1 oktober 1983

Alamat asal : Lombok timur. NTB

Alamat Yogya : Jln. Ganesha I no 1 perum puri timoho indah Yogyakarta

Aktivitas : Mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan Masyarakat.Universitas Ahmad Dahlan

Yogyakarta

Hobby : Baca Al-quran dan Baca Buku

Motto : Tubuh boleh kecil tapi pengalaman dan pengetahuan

Tetap harus tumbuh

Sabtu, 12 April 2008

HUMOR MINGGU INI

  1. foto bareng ( sumber www.ketawa.com)

Suatu hari sebuah kelas berfoto bersama. Setelah foto jadi, Bu Guru membujuk anak-anak untuk membeli, tiap orang satu foto. Ia pun berkata kepada murid-muridnya, “Kalian seharusnya membeli foto ini, mumpung semua teman kalian di sini lengkap terkumpul. Foto ini akan memberikan kenangan yang manis. Suatu hari nanti ketika kalian sudah besar-besar dan melihat foto ini, saya yakin kalian pasti akan senang.”

Tak seorangpun berkata-kata, lalu Bu Guru melanjutkan, “Coba bayangkan, nanti kalian akan melihat foto ini dan berkata, “Oh ini si Tina, sekarang jadi dokter. Ini Totok, sekarang jadi pejabat, ini Tari yang sekarang jadi artis, ini…”

Seorang murid lelaki di belakang menyela, “Yang ini Bu Guru, sekarang sudah meninggal…

Kamis, 10 April 2008

PENCAHAYAAN


1. PENDAHULUAN
Bagian ini memberikan latar belakang singkat mengenai penerangan dan berbagai istilah dan definisi dasar yang digunakan di industri berkaitan dengan penerangan.


Latar Belakang
Sejak dimulainya peradaban hingga sekarang, manusia meciptakan cahaya hanya dari api, walaupun lebih banyak sumber panas daripada cahaya. Di abad ke 21 ini kita masih menggunakan prinsip yang sama dalam menghasilkan panas dan cahaya melalui lampu pijar.


Hanya dalam beberapa dekade terakhir produk-produk penerangan menjadi lebih canggih dan beraneka ragam. Perkiraan menunjukan bahwa pemakaian energi oleh penerangan adalah 20 -45% untuk pemakaian energi total oleh bangunan komersial dan sekitar 3 - 10% untuk pemakaian energi total oleh plant industri. Hampir kebanyakan pengguna energi komersial dan industri peduli penghematan energi dalam sistim penerangan. Seringkali, penghematan energi yang cukup berarti dapat didapatkan dengan investasi yang minim dan masuk akal. Mengganti lampu uap merkuri atau sumber lampu pijar dengan logam halida atau sodium bertekanan tinggi akan menghasilkan pengurangan biaya energi dan meningkatkan jarak penglihatan. Memasang dan menggunakan kontrol foto, pengaturan waktu penerangan, dan sistim manajemen energi juga dapat memperoleh penghematan yang luar biasa. Walau begitu, dalam beberapa kasus mungkin perlu mempertimbangkan modifikasi rancangan penerangan untuk mendapatkan penghematan energi yang dikehendaki. Penting untuk dimengerti bahwa lampu-lampu yang efisien, belum tentu merupakan sistim penerangan yang efisien.


JENIS-JENIS SISTIM PENCAHAYAAN
Bagian ini menjelaskan berbagai jenis dan komponen sistim pencahayaan.


Lampu Pijar (GLS)
Lampu pijar bertindak sebagai ‘badan abu-abu’ yang secara selektif memancarkan radiasi, dan hampir seluruhnya terjadi pada daerah nampak. Bola lampu terdiri dari hampa udara atau berisi gas, yang dapat menghentikan oksidasi dari kawat pijar tungsten, namun tidak akan


menghentikan penguapan. Warna gelap bola lampu dikarenakan tungsten yang teruapkan mengembun pada permukaan lampu yang relatif dingin. Dengan adanya gas inert, akan menekan terjadinya penguapan, dan semakin besar berat molekulnya akan makin mudah menekan terjadinya penguapan. Untuk lampu biasa dengan harga yang murah, digunakan campuran argon nitrogen dengan perbandingan 9/1. Kripton atau Xenon hanya digunakan dalam penerapan khusus seperti lampu sepeda dimana bola lampunya berukuran kecil, untuk mengimbangi kenaikan harga, dan jika penampilan merupakan hal yang penting. Gas yang terdapat dalam bola pijar dapat menyalurkan panas dari kawat pijar, sehingga daya hantar yang rendah menjadi penting. Lampu yang berisi gas biasanya memadukan sekering dalam kawat timah. Gangguan kecil dapat menyebabkan pemutusan arus listrik, yang dapat menarik arus yang sangat tinggi. Jika patahnya kawat pijar merupakan akhir dari umur lampu, tetapi untuk kerusakan sekering tidak begitu halnya.


Lampu Tungsten--Halogen
Lampu halogen adalah sejenis lampu pijar. Lampu ini memiliki kawat pijar tungsten seperti lampu pijar biasa yang digunakan di rumah, tetapi bola lampunya diisi dengan gas halogen.
Atom tungsten menguap dari kawat pijar panas dan bergerak naik ke dinding pendingin
bola lampu. Atom tungsten, oksigen dan halogen bergabung pada dinding bola lampu membentuk molekul oksihalida tungsten. Suhu dinding bola lampu menjaga molekul oksihalida tungsten dalam keadaan uap. Molekul bergerak kearah kawat pijar panas dimana suhu tinggi memecahnya menjadi terpisah-pisah. Atom tungsten disimpan kembali pada daerah pendinginan dari kawat pijar – bukan ditempat yang sama dimana atom diuapkan. Pemecahan biasanya terjadi dekat sambungan antara kawat pijar tungsten dan kawat timah molibdenum dimana suhu turun secara tajam.

Lampu halogen tungsten
Ciri-ciri
1. Efficacy – 12 lumens/Watt
2. Indeks Perubahan Warna – 1A
3. Suhu Warna - Hangat (2.500K – 2.700K)
4. Umur Lampu – 1-2.000 jam

Lampu Neon

Ciri-ciri lampu Neon
Lampu neon, 3 hingga 5 kali lebih efisien daripada lampu pijar standar dan dapat bertahan 10 hingga 20 kali lebih awet. Dengan melewatkan listrik melalui uap gas atau logam akan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan menyebabkan radiasi elektromagnetik pada panjang gelombang tertentu sesuai dengan komposisi kimia dan tekanan gasnya. Tabung neon memiliki uap merkuri bertekanan rendah, dan akan memancarkan sejumlah kecil radiasi biru/ hijau, namun kebanyakan akan berupa UV pada253,7nm dan 185nm. Bagian dalam dinding kaca memiliki pelapis tipis fospor, hal ini dipilih untuk menyerap radiasi UV dan meneruskannya ke daerah nampak. Proses ini memiliki efisiensi sekitar 50%. Tabung neon merupakan lampu ‘katode panas’, sebab katode dipanaskan sebagai bagian dari proses awal. Katodenya berupa kawat pijar tungsten dengan sebuah lapisan barium karbonat. Jika dipanaskan, lapisan ini akan mengeluarkan elektron tambahan untuk membantu pelepasan. Lapisan ini tidak boleh diberi pemanasan berlebih sebab umur lampu akan berkurang. Lampu menggunakan kaca soda kapur yang merupakan pemancar UV yang buruk. Jumlah merkurinya sangat kecil, biasanya 12 mg. Lampu yang terbaru menggunakan amalgam merkuri, yang kandungannya sekitar 5 mg. Hal ini memungkinkan tekanan merkuri optimum berada pada kisaran suhu yang lebih luas. Lampu ini sangat berguna bagi pencahayaan luar ruangan karena memiliki fitting yang kompak.


Ciri-ciri
1. Efficacy – 18 lumens/Watt
2. Indeks Perubahan Warna – 1A
3. Suhu Warna – Hangat (3.000K-3.200K)
4. Umur Lampu – 2-4.000 jam

Kekurangan
1. Lebih mahal
2. IR meningkat
3. UV meningkat
4. Masalah handling

Kelebihan
1. Lebih kompak
2. Umur lebih panjang
3. Lebih banyak cahaya
4. Cahaya lebih putih (suhu warna lebih tinggi)

PENGKAJIAN SISTIM PENCAHAYAAN
Bagian ini meliputi perancangan sistim penerangan untuk interior dan juga metodologi studi
efisiensi energi sistim pencahayaan. Bagian ini juga memberi rekomendasi nilai penerangan yang
diperlukan oleh berbagai jenis pekerjaan sesuai dengan standar India.

Merancang Sistim Pencahayaan

Berapa banyak cahaya yang diperlukan?

Setiap pekerjaan memerlukan tingkat pencahayaan pada permukaannya. Pencahayaan yang baik
menjadi penting untuk menampilkan tugas yang bersifat visual. Pencahayaan yang lebih baik
akan membuat orang bekerja lebih produktif. Membaca buku dapat dilakukan dengan 100 to 200
lux. Hal ini merupakan pertanyaan awal perancang sebelum memilih tingkat pencahayaan yang
benar. CIE (Commission International de l’Eclairage) dan IES (Illuminating Engineers Society)
telah menerbitkan tingkat pencahayaan yang direkomendasikan untuk berbagai pekerjaan. Nilainilai
yang direkomendasikan tersebut telah dipakai sebagai standar nasional dan internasional
bagi perancangan pencahayaan (Tabel diberikan dibawah). Pertanyaan kedua adalah mengenai
kualitas cahaya. Dalam kebanyakan konteks, kualitas dibaca sebagai perubahan warna.
Tergantung pada jenis tugasnya, berbagai sumber cahaya dapat dipilih berdasarkan indeks
perubahan warna.

PELUANG EFISIENSI ENERGI
Bagian ini memberikan berbagai alat dan cara dimana energi dapat dihemat dengan penerapan
praktek pencahayaan yang baik.

Penggunaan Pencahayaan Alami Siang Hari
Manfaat dari pemakaian cahaya alami pada siang hari sudah dikenal dari pada cahaya listrik,
namun cenderung terjadi peningkatan pengabaian terutama pada ruang kantor modern yang
berpenyejuk dan perusahaan komersial seperti hotel, plaza pebelanjaan dll. Di industri pada
umumnya menggunakan cahaya siang untuk beberapa model, namun perancangan sistim
pencahayaan siang hari yang tidak benar dapat mengakibatkan koplain dari personil atau
penggunaan cahaya listrik tambahan pada siang hari. Pertimbangkan ruangan yang memerlukan
tingkat pencahayaan 500 lux. Untuk menghitung pengurangan pantulan dan penyebaran pada
titik atap kaca, asumsikan bahwa 40% cahaya matahari melalui atap kaca ke ruangan. Jadi, pada
hari yang terang benderang, sekitar 2% dibutuhkan atap yang tembus pandang. Untuk
menanggulangi sudut matahari yang rendah, kondisi berkabut, atap kaca kotor, dll., lipatkan dari
nilai tersebut sekitar 4%. Untuk menghitung kondisi berawan rata-rata, naikan nilai ini ke 10%
atau 15%. Beberapa metoda untuk menggabungkan pencahayaan siang hari adalah:
􀂃 Pencahayaan utara dengan menggunakan tiang penopang bubungan jenis gigi gergaji sangat
umum digunakan di industri; rancangan ini cocok untuk garis lintang utara 23 yakni India
Utara. Di India Selatan, pencahayaan ke arah utara mungkin tidak cocok kecuali jika kaca
penyebar cahaya digunakan untuk memotong arah cahaya.
􀂃 Rancangan yang inovatif memungkinkan akan menghilangkan sorotan cahaya siang hari dan
mencampurkan dengan interior. Potongan kaca, berjalan secara sinambung melintasi atap
yang luas pada rentang yang beraturan, dapat memberikan cahaya yang baik dan seragam
pada lantai bengkel pabrik dan tempat penyimpanan.
􀂃 Sebuah rancangan yang bagus yang memadukan kaca atap dengan bahan FRP bersamaan
dengan langit-langit transparan dan tembus cahaya dapat memberikan pencahayaan bagus
bebas silau; langit-langit juga akan memotong panas yang datang dari cahaya alami.
􀂃 Pemakaian atrium dengan kubah FRP pada arsitektur dasar dapat menghilangkan
penggunaan cahaya listrik pada lintasan gedung-gedung tinggi.
􀂃 Cahaya alam dari jendela harus juga digunakan. Walau begitu, hal ini harus dirancang
dengan baik untuk menghindari silau. Rak cahaya dapat digunakan untuk memberikan
cahaya alami tanpa silau.

PENGOLAHAN SAMPAH MANDIRI DI DESA SUKUNAN, SLEMAN, YOGYAKARTA

A. Pendahuluan
Pada dasarnya apa yang dilakukan manusia adalah memanfaatkan sumberdaya alam yang berasal dan lingkungan, serta mengembalikan hasil aktifitas berupa buangan (waste) kembali ke lingkungan. Keseimbangan dampak positif pemanfaatan sumber daya alam dan dampak negatifnya bagi kesejahteraan manusia sangat dipengaruhi oleh penggunaan teknologi yang digunakan mengeksplorasi sumber daya alam, mengolah buangannya, serta daya asimilasi atau daya dukung lingkungan.

Yang dimaksud sampah (solid waste) adalah semua limbah berbentuk padat atau semi padat yang berasal dan kegiatan manusia, yang dibuang karena tidak bermanfaat atau tidak diinginkan (Tchobalonoglous, 1993). Sedangkan Limbah adalah bahan sisa pada suatu kegiatan dan atau proses produksi (PP No. 18/99jo. PP o. 85/99).
Kita diketahui bahwa sampah yang tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada lingkungan. Gangguan yang ditimbulkan meliputi bau, penyebaran penyakit hingga terganggunya estetika lingkungan. Untuk itu perumusan strategi pengelolaan sampah yang tepat dalam jangka pendek adalah suatu kebutuhan yang mendesak.
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir.

B. Permasalan sampah di Dsn Sukunan
Bermula oleh karena banyaknya keluhan tentang sampah plastik dari warga desa yang kebanyakan berprofesi sebagai petani, sampah plastik tersebut banyak yang masuk ke area persawahan mereka karena terbawa oleh aliran air irigasi yang mengairi persawahan mereka yang menyebabkan persawahan mereka selalu dipenuhi oleh sampah-sampah plastik yang berimbas terhadap hasil panen padi mereka, banyaknya sampah plastik yang masuk ke area persawahan mereka menyebabkan terganggunya sirkulasi pengairan di sawah dan banyaknya waktu yang terbuang karena para warga terpaksa harus memungguti sampah-sampah tersebut satu persatu lalu di buang keluar dari sawah mereka tetapi dikarenakan sangat banyaknya sampah-sampah plastik yang masuk ke area persawahan menyebabkan mereka mulai berinisiatif untuk mengajak peran serta masyarakat untuk mengolah sampah mereka secara mandiri.
Permasalahan yang turut andil dalam awal pengelolaan sampah secara mandiri adalah banyaknya warga yang tidak mempunyai cukup lahan untuk membuang atau membakar sampah mereka sendiri sehingga hal tersebut menyebabkan banyak warga yang membuang sampah ke parit yang mengari sawah-sawah sehingga menimbulkan masalah baru bagi para penduduk lainya dan menyebabakan desa mereka terlhat sangat kotor karen banyaknya sampah yang dibuang kesembarang tempat.

C. Pengenalan pengelolahan sampah mandiri
Untuk memenuhi target kebutuhan pelayanan pengelolaan sampah yang memadai pada masyarakat, perlu diciptakan iklim yang kondusif untuk menunjang peran serta masyarakat dan swasta. Sosialisasi konsep 3R (reduce, reuse and recycle) adalah target pertama yang dapat ditempuh. Sehingga dapat ditanamkan pengertian kepada masyarakat bahwa masih terdapat nilai ekonomi yang cukup potensial. Diperlukan kampanye sadar kebersihan untuk mendorong masyarakat agar mau mengumpulkan sampah di tempatnya, bukan membuang sampah di tempatnya.
Konsep ini mendorong masyarakat untuk melakukan penanganan sampah di sumbernya, seperti pemilahan sampah dan pengemasan sampah dengan benar. Lebih jauh hal ini dimaksudkan untuk mendorong penerapan konsep reuse, atau penggunaan kembali komponen-komponen sampah yang masih memiliki nilai ekonomi. Baik oleh sumber sampah ataupun oleh pihak lain.
Awalnya ide untuk mengelola sampah secara mandiri tidak langsung bisa diterima oleh masyarakat sekitar masih kentalnya kebudayaan membuang sampah di sungai turut andil menyulitkan terlaksananya program pengolahan sampah secara mandiri tersebut kesulitan makin bertambah karena banyak warga yang beranggapan bahwa urusan sampah tidak terlalu penting karena hanya tinggal membayar saja maka sampah itu lenyap dari pandangan mereka dan mereka pikir masalah tersebut selasai.
Ada juga yang enggan sedikit repot untuk memilah-milah sampah mereka hanya cukup membakarnya dihalaman dan sampahpun lenyap.
Banyaknya halangan dan hambatan yang ada tidak membuat sejumlah warga yang peduli terhadap sampah membatalkan rencana pengelolahan sampah mereka, mereka melakukan sosialisasi ke warga-warga dari mulai tingkat yang paling kecil sampai ke tingkatan warga yang paling luas.




Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah
Dengan usaha keras akhirnya proses pengolahan sampah mandiri dapat diterima oleh masyarakat dan memberikan hasil yang cukup memuaskan.

D. Proses pengelolaan sampah mandiri
Pengelolaan sampah adalah semua kegiatan yang dilakukan dalam menangani sampah sejak ditimbulkan sampai dengan pembuangan akhir. Secara garis besar, kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transport, pengolahan dan pembuangan akhir.
Pengolahan sampah yang dilakuakn bergantung dan jenis dan komposisinya, sampah dapat diolah. Berbagai alternatif yang tersedia dalam pengolahan sampah, di antaranya adalah:
1. Transformasi fisik, meliputi pemisahan komponen sampah (shorting) dan pemadatan (compacting), yang tujuannya adalah mempermudah penyimpanan dan pengangkutan.
2. Pembakaran (incinerate), merupakan teknik pengolahan sampah yang dapat mengubah sampah menjadi bentuk gas, sehingga volumenya dapat berkurang hingga 90-95%. Meski merupakan teknik yang efektif, tetapi bukan merupakan teknik yang dianjurkan. Hal ini disebabkan karena teknik tersebut sangat berpotensi untuk menimbulkan pencemaran udara. Di samping itu teknik baru itu akan berfungsi dengan baik bila kualitas sampah yang diolah memenuhi syarat tertentu, seperti tidak terlalu banyak mengandung sampah basah dan mempunyai nilai kalor yang cukup tinggi.
3. Pembuatan kompos (composting), yaitu merubah sampah melalui proses mikrobiologi menjadi produk lain yang dapat dipergunakan. Output dari proses ini adalah kompos dan gas bio.
4. Energy recovery, yaitu tranformasi sampah menjadi energi, baik energi panas maupun energi listrik. Metode ini telah banyak dikembangkan di Negara-negara maju.
Secara umum pengelolaan sampah yang dilakaukan oleh masyarakat Dsn Sukunan terbagi menjadi dua yaitu pengolahan sampah organik dan pengelolaan samapah anorganiak :


1. Pengelolaan sampah organik
a. Sampah organik dari rumah tangga ( sisa makanan, sisa sayuran, lauk, nasi dll ) dikelola sendiri dengan 2 gentong yang digunakan secara bergantian, sedangkan sampah perkarangan dibuat kompos dengan bak pengomposan.
b. Sampah yang berada dalam gentong setelah berumur 2 sampai 3 bulan sudah menjadi kompos sehingga bisa dipanen, dikemas dan dijual.
2. Pengelolaan sampah anorganik
a. Setiap rumah tangga memisahkan sampah sesuai jenisnya seperti sampah plastik, kertas dan kaca logam setelah penuh dibawa dan dimasukan ke dalam drum yang sudah tersedia sesuai dengan jenisnya.
b. Petugas mengambil sampah sesuai jenisnya dari drum dibawa ke TPS kampung. Di TPS sampah dikemas dan dijual, hasil penjualan untuk biaya oprasional dan sisanya masuk kas kampung
3. Sampah Khusus
a. Plastik sachet minuman, snack dan refil di buat kerajinan daur ulang dan di buat menjadi berbagai macam barang-barang seperti aneka jenis tas, dompet, topi, tempat koran.
b. Styrofoam dihancurkan dan digunakan sebagai bahan campuran untuk pembuatan batako dan aneka pot bunga.

Selasa, 08 April 2008

SELAMAT DATANG


Selamat datang di blognya peminatan Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta. blog ini bukan blog resmi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan blog ini hanya tempat untuk saling bertukar informasi dan tempat pembelajaran alternatif.kami juga mengharapkan tulisan-tulisan, saran-saran yang bersifat membangun dan kami mengucapkan rasa terima kasih sebesar-besarnya.sekali lagi selamat datang